Matarajawali.net – Malang; Jelang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) serentak pada 27 November 2024, Lembaga Analis Politik dan Otonomi Daerah (Lapolda) menjelaskan hasil survei unuk Pilkada Kota Malang yang telah dilakukan ini dilakukan pada tanggal 7 – 18 April 2024 dengan jumlah responden 1.200 pada 5 (lima) kecamatan di Kota Malang.
Ketua Lapolda Geogre Da Silva menyampaikan ada tiga alasan kenapa survei diakukan, Pertama, pergerakan suara terhadap kandidat kepala daerah adalah kontrol politik bagi elite untuk melahirkan pemimpin dari publik.
Kedua, kepuasan publik (job approval rating) terhadap petahana menjelaskan perlu tidaknya peralihan kepemimpinan di daerah, dan yang lebih penting, perlu tidaknya reformasi kebijakan pada bidang-bidang kinerja pemerintahan.
Dan Ketiga, terpilih-tidaknya kandidat kadang tidak hanya dijelaskan oleh baik-buruknya platform program kerja maupun personalitas kandidat, tetapi bisa sangat bergantung pada variabel-variabel sosiologis seperti agama /etnis/komunitas/kedaerahan, serta faktor-faktor psikologis seperti personal appeal dari kandidat, maupun memang pilihan-pilihan rasional-ekonomis dari pemilih.
Sementara untuk sebaran penduduk Kota Malang berdasarkan data dari Badan Pusat Startistik (BPS) paling banyak bertempat tinggal di Kecamatan Kedungkandang dengan persentase 24,71 persen atau sebanyak 209.375 orang.
“Di Kecamatan Klojen yaitu sebanyak 11,09 persen atau sebanyak 93.990 orang, Kecamatan Blimbing 21,58 persen atau 182.851 orang, Kecamatan Sukun dengan jumlah penduduk 23,24 persen atau 196.860 orang, dan Kecamatan Lowokwaru jumlah penduduk 19,37 persen atau sebanyak 164.106 orang” terang Geogre da Silva kepada awak media Senin (29/4/2024).
Ia mengatakan, dalam pelaksanaan survei penarikan sebuah sample adalah hal utama yang dilakukan oleh lembaga peneliti untuk menentukan berapa besaran serta persebaran populasi yang akan di ambil untuk melengkapi proses penelitian yang sedang dilakukan oleh lembaga riset ini menggunakan Grounded Theory, sehingga dalam riset ini peneliti membuat flowchart penarikan sample.
Populasi pemilih Kota Malang dikelompokkan menurut kecamatan (stratifikasi), Kelurahan di setiap kecamatan dipilih secara acak dan proporsional di masing-masing kelurahan terpilih.
“Dipilih 5 RW secara acak, di masing-masing RW terpilih, dipilih 5 RT secara acak dan di masing-masing RT dipilih satu orang yang punya hak pilih laki-laki (kuesioner ganjil) perempuan (kuesioner genap)” jelasnya.
Untuk pengetahuan publik terkait Pilkada serentak sebanyak 81.8 persen, penduduk Kota Malang mengetahui akan ada pilkada serentak termasuk Pemilihan Walikota di Kota Malang pada 27 November 2024, sedangkan sebanyak 5.5 persen publik mengatakan sebaliknya, dan Sebanyak 12.7 persen publik tidak menjawab.
Sedangkan potensi partisipasi pemilih pada Pilkada Kota Malang 2024, 75,8 persen pasti mencoblos, 9,3 persen belum pasti mencoblos, 2,6 persen tidak akan mencoblos dan 12,3 persen belum tahu/belum punya pilihan.
“Dan untuk harapan publik Kota Malang pada Walikota Malang 2024 meliputi tokoh yang bisa merangkul semua elemen masyarakat yang ada di Kota Malang sebanyak 61,54 persen, komunikatif serta bisa komunikasi dengan berbagai pihak 53,85 persen, visioner atau memiliki visi dan misi program yang jelas 50 persen, pemimpin yang tegas 48,08 persen, Paham APBD atau Hukum Administrasi 42,32 persen, Pro pada kebijakan anti korupsi 40,38 persen, tampan atau cantik 9,62 persen” urai Geogre
Dijelaskan pula tentang popularitas Tokoh, ada beberapa nama seperti Pj Walikota Malang Wahyu Hidayat 26,5 persen, Mantan Walikota Malang Sutiaji 25,2 persen, Tabrani 23,1 persen, Dewanti Rumpoko 12,4 persen, Heri Cahyono 3 persen, Moreno Suprapto 2,2 persen dan tokoh lainnya 6,6 persen.
Selanjutnya dari pertanyaan terbuka tetang beberapa nama-nama yang mucul di publik tetang kandidat Walikota Malang secara Popularitas dan Akseptabilitas, Sutiaji sebanyak 14.40 persen, Dewanti Rumpoko 12.36 persen, Wahyu Hidayat 12.24 persen, Tabrani 11.70 persen.
“Selain dari kelima nama tersebut, muncul juga beberapa nama secara popularitas yakni Sofyan Edi jarwoko, Moreno Suprapto, I Made Rian Diana Kartika, Ahmad Fuad Rahman, Hj. Latifah Shohib, Heri Cahyono dan Dwi Hari Cahyono” pungkasnya(*)