Waktu Sekarang

23 April 2025 03:27

Desa Berdaya: Eksplorasi Produk Unggulan yang Menarik dari Sebuah Komunitas Pedesaan dengan PMM kelompok 67.

Kategori :

Share:

Share on facebook
Share on twitter
Share on pinterest
Share on linkedin
Share on whatsapp

Matarajawali.net – Malang; Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melangsungkan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Desa Asrikaton Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang mengenai UMKM yang sudah ada.

Kegiatan ini dilakukan oleh kelompok 67 gelombang 9 yang terdiri dari lima anggota, yakni Linda Roslia, Mutiara Elainindistya, Brillian Musa Maulana, Mawaddatul Rohimah, dan Rama Dicky Pratama. Selain itu, juga terdapat Dosen Pembimbing Lapang (DPL) yaitu Febri Arif Cahyo Wibowo, S.Hut.,M.Sc.

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, memilih produk unggulan adalah langkah strategis yang dapat membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Produk unggulan adalah produk yang dianggap sebagai yang terbaik dalam kategori atau industri tertentu. Artikel ini akan menjelaskan mengapa pemilihan produk unggulan sangat penting dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan bisnis.

Dengan adanya kebijakan untuk memiliki produk unggulan yang diterapkan oleh Kecamatan Pakis kepada PKK (Pemberdaya Kesejahteraan Keluarga) bagi setiap desa dapat menjadi sumber pendapatan baru sehingga dapat meningkatkan perekonomian desa serta membuka lapangan pekerjaan juga melambangkan identitas daerah tersebut. Produk yang dipilih sebagai produk unggulan ini pertama dapat difokuskan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada di daerah tersebut sehingga tidak terbuang begitu saja, kedua meminimalisir risiko yang tidak akan berakibat pada kerugian finansial dan waktu, dan yang ketiga adalah demi menjaga keberlanjutan produk tanpa merusak lingkungan.

Desa Asrikaton, salah satu desa yang berada di Kecamatan Pakis, tanpa disadari memiliki belimbing wuluh dan tomat yang terabaikan dan sedang mengalami penurunan harga pada saat itu. Dalam hal ini para warga melihat potensi yang baik pada belimbing wuluh atau tomat sehingga mereka melakukan percobaan pada kedua bahan baku tersebut yang diolah menjadi produk inovatif. Percobaan pada belimbing wuluh berhasil dengan nama produk KISBILUH (Kismis Belimbing Wuluh) yaitu manisan kismis yang terbuat dari belimbing wuluh sedangkan percobaan pada tomat melahirkan TORAKUR (Tomat Rasa Kurma). Kedua produk ini berhasil menarik perhatian dan mendapatkan respon positif dari masyarakat sekitar.

Proses pengolahan KISBILUH memakan waktu yang tidak terlalu lama dengan kemungkinan 5-7 hari pengerjaan. Adapun langkah – langkah dalam pembuatan KISBULUH diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Potong dua sisi ujung belimbing wuluh.
2. Rendam belimbing wuluh dengan air kapur sirih selama 2 jam.
3. Tiriskan lalu cuci bersih belimbing wuluh.
4. Siapkan panci untuk merebus belimbing wuluh.
5. Masukkan air beserta gula pasir, tunggu sampai mendidih.
6. Masukkan belimbing wuluh kedalam panci yang berisi air dan gula pasir.
7. Tunggu belimbing wuluh sampai berubah warna keemasan kemudian matikan api. Tunggu sampai dingin dan ditutup sampai 24 jam.
8. Tiriskan belimbing wuluh, air rebusan direbus sampai mendidih kemudian tunggu sampai dingin. Lakukan sampai 3 – 5 kali fermentasi untuk menentukan tingkat keasaman.
9. Pada hari ke-3 tiriskan belimbing wuluh, tata dalam loyang untuk siap dijemur selama 2 hari.
10. Setelah dijemur, belimbing wuluh siap diproses untuk pengemasan.

Setelah melalui serangkaian langkah – langkah dalam pembuatan produk unggulan desa, yaitu kismis belimbing wuluh, hasilnya adalah produk berkualitas tinggi yang siap dipasarkan. Dengan memanfaatkan keberagaman alam dan keahlian petani lokal. Desa Asrikaton berhasil menciptakan kismis belimbing wuluh yang memiliki rasa yang enak dan kandungan gizi yang tinggi. Produk ini tidak hanya menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat Desa Asrikaton, tetapi juga menjadi kebanggaan desa itu sendiri. Proses produksi dengan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan juga menjadi bukti komitmen desa dalam menjaga lingkungan.

Namun, disayangkan, terdapat beberapa hambatan yang menghadang dalam kelangsungan proses produksi kedua produk andalan ini. Salah satunya adalah belum tersedianya kebun belimbing wuluh yang diperlukan untuk memperlancar jalannya produksi KISBILUH, selain itu, kenaikan harga tomat juga menjadi kendala yang signifikan, mengakibatkan kesulitan dalam pelaksanaan produksi TORAKUR dengan lancar.(*)

No Tag
Matarajawali
Di Post : 09:09
Berita Serupa