Matarajawali.Net – Warga memprotes pemerintah kota Malang akibat banyaknya jalan berlubang di Kota Malang yang membahayakan pengendara motor. Protes warga disampaikan melalui coretan di jalan yang berlubang, salah satunya berbunyi ‘Ajor Ji!’
Sayangnya pemerintah Kota Malang tidak bisa berbuat banyak karena anggaran menipis, Penanganan jalan berlubang baru bisa dilakukan 2023 mendatang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kota Malang, Diah Ayu Kusuma Dewi, mengakui proses penanganan jalan berlubang harus melalui mekanisme yang ada Sementara alokasi anggaran pemeliharaan jalan secara insidental sebesar Rp 3,8 miliar pada 2022 menurutnya sudah habis dipakai
“Jadi soal alokasi anggaran pemeliharaan jalan ataupun perawatan jalan insidental ini harus melalui mekanisme yang ada. Tim Dinas PUPRPKP Kota Malang perlu bersurat terlebih dahulu guna mendapat persetujuan dari TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) Pemkot Malang. Jadi enggak bisa BTT (Belanja Tidak Terduga) langsung turun begitu” kata Diah Ayu,Sabtu (8/4/22)
Diah mengakui di Kota Malang masih banyak titik jalan berlubang yang mana untuk penanganan selama ini menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Hanya saja BTT Pemkot Malang tidak mencukupi untuk memperbaiki semua jalan berlubang itu sekaligus tahun ini juga karena itu Dinas PUPRPKP Kota Malang menerapkan skala prioritas.
“Banyak (titik jalan berlubang) Cuma namanya menggunakan BTT itukan jangan terus diserap banyak enggak masuk akal jadi nanti mana yang kira-kira sangat penting dan rawan kecelakaan kami utamakan dulu” ujarnya kepada wartawan
“Kami sudah diminta Pak Wali untuk mendata (jalan berlubang) dan memetakan mana-mana yang prioritas dan urgent. Kemudian tim anggaran akan menelaah mana-mana yang prioritas” terangnya.
Kepala PUPRPKP tersebut mencontohkan jalan berlubang di kawasan Jalan Ki Ageng Gribig yang hampir semua ruasnya berlubang. Menurutnya perbaikan seluruhnya tidak bisa dilakukan pada 2022 ini. Alasannya bila perbaikan harus diterapkan pada semua lubang jalan, itu sama saja mengaspal seluruh Jalan Ki Ageng Gribig padahal pengalokasian anggaran baru bisa dilakukan tahun depan
“Gribig kan lubang banyak, harus dikerjakan sekalian ruasnya. Kalau spot-spot (lubang) dikerjakan sekarang, terus 2023 kita masukan lagi anggarannya, itu nanti menjadi temuan (BPK/Badan Pemeriksa Keuangan). Kan sudah tertangani kok tahun berikutnya diaspal lagi?” Katanya
“Targetku 2023 akhir lah jalan berlubang sudah enggak ada dengan basis data saat ini. Artinya kalau ada lubang sesudah itu akan jadi basis data berikutnya” tambahnya
Masalah utamanya adalah ketersediaan anggaran yang diperlukan untuk perbaikan jalan berlubang. Diah enggan menyebutkan detail kebutuhan anggaran untuk perbaikan lubang jalan selama satu tahun anggaran Namun dia menyampaikan patokan anggaran secara ideal yang memungkinkan untuk perbaikan semua ruas jalan yang ada
“Kalau idealnya setiap tahun Pemkot Malang harus menyiapkan dana Rp 60 miliar untuk melakukan pemeliharaan jalan secara rutin. Tetapi, kan, ada keterbatasan anggaran” tutup Diah Ayu Kusuma Dewi. (dewa)