Matarajawali.net – Format One Village One CEO merupakan konsep programsatu desa satu manajer untuk membangun desa sejahtera. Hal ini dilakukan denganmeningkatkan manajerial skill, untuk membangun desa yang sudah berkembang agar menjadi maju, sementara yang sudah maju menjadi desa mandiri.
Demikian dikatakan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat Pembukaan Diklat Teknis Peningkatan kapasitas SDM bagi Kepala Desa Pemprov Jatim Gelombang II (Angkatan III dan IV.
“Alhamdulillah pada pertengahan 2021, Jatim sudah bebas desa tertinggal, yang sekarang menjadi desa berkembang. Bagaimana desa maju, supaya naik kelas jadi desa mandiri. Dari indeks desa membangun yang dikeluarkan Kemendesa Mandiri, di Jatim tertinggi diantara seluruh provinsi di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut merupakan kinerja dari para kepala desa di Jatim. “Kalau dilihat dari prestasi paling tinggi desa mandiri di Indonesia, berarti mereka sudah sangat bagus tapi kitamasihpunya tantangan-tantangan hari ini,dan yang akan datang juga bisa lebih variatif dan bisa lebih kompleks,” ujarnya.
Dikatakannya, oleh karena itu format one village one CEO yang ada bisa dijalankan dengan baik, maka komandan (kades) dari masing-masing desa harus memiliki jiwa enterpreneurship selain jiwa kepemimpinan.
Lebih lanjut dikatakannya, terkait dengan produksi padi di Jatim, dua tahun terakhir 2020 dan 2021 tertinggi secara nasional. “Hal ini harus tetap jaga, tentu adalah peran para kepala desa yang luar biasa,” tambahnya,Jumat (18/03/2022)
Sementara mengenai sapi potong, kata gubernur, populasinya juga tertinggi sekali, dibanding dengan provinsi nomor 2, ini juga peran dari kepala desa dan lurah yang luar biasa.
“Jadi apa yang sudah menjadi prestasi positif dan produktif harus kita jaga dan kita tingkatkan, kemudian di mana desa mandiri di 38 kabupaten/kota dan kelurahan, tentu kita berharap bahwa yang desa mandirinya masih kecil bisa ditingkatkan, oleh karena itu setiap pertemuan selalu ada rekomendasi-rekomendasi bagi kebaikan bersama,” pungkasnya.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Prov Jatim, Aries Agung Paewai,mengatakan, diklat kali ini adalah lanjutan yang sebelumnya angkatan pertama dan kedua sudah dilaksanakan di Madiun, dan saat ini adalah angkatan ketiga dan keempat, yang juga diikuti para kepala desa, yang baru terpilih dan juga sudah melaksanakan tugas, yang akan diberikan pendidikan dan pelatihan.
“Sesuai arahan gubernur inginnya para kepala desa selain inovatif dan kreatif, tapi juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan anggaran. Mulai dari awal sampai akhir masa jabatannya betul-betul dapat menjalankan amanah rakyat, dana yang diterima dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat yang ada di wilayahnya,” katanya.
Dikatakannya, adapun komposisi peserta dari 29 Kabupaten plus tambahan satu kota, yang diikuti oleh para kepala desa masing-masing perwakilan tentunya yang dipilih oleh pemerintah Kabupaten dan Kota. “Ini adalah orang-orang yang terpilih dari masing-masing Kabupaten, dan Insya Allah akan menjadi pioner dari daerahnya masing-masing, dan memberikan contoh yang baik,” ujarnya.
Kegiatan berlangsung mulai 14 hingga 18 Maret, dan diharapkan mereka terus melakukan Inovasi dan kreativitas dalam menerima materi dari narasumber dan keaktifan para kepala desa.
“Ini menjadi barometer meningkatkan kompetensinya, selain itu nanti ada visitasi yang dilaksanakan oleh para kepala desa tentunya dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto, nanti akan bisa langsung melihat bagaimana desa yang mandiri dan produktif terhadap peningkatan PAD yang dilakukan desa tersebut,”tandasnya.(red)