Matarajawali.Net – Sulit serta mahalnya harga minyak juga kedelai sangat berpengaruh pada industri pangan terutama produk olahan tempe di kota Malang.
Seperti yang dirasakan salah satu produsen kripik tempe, Laili Alfrida yang beralamat dijalan Sanan 33,kelurahan Purwantoro,kecamatan Blimbing,kota Malang yang mengeluhkan tentang harga kebutuhan pokok yakni minyak goreng juga kedelai yang mengalami kenaikan cukup signifikan sehingga membuat mereka harus berhitung untuk dapat terus menjalankan usahanya.
Salah satunya dengan cara menaikan sedikit harga jual produknya yang awal pengambilan 4000 sekarang menjadi 4200 rupiah/bungkus. Dalam sehari produk tersebut bisa dibuat sekitar kurang lebih 200 bungkus untuk keripik tempe biasa dan 200 untuk jenis sagu serta 70 pack kemasan kecil plastik ukuran 12 sesuai dengan permintaan (13/3/22)
“Saat ini kami tidak bisa mengurangi ukuran keripik karena memang sudah kecil kalau dikurangi lagi membungkusnya susah” ungkapnya
Dia juga menambahkan pengusaha rumahan keripik tempe di Sanan ini harus ekstra berfikir untuk bertahan Meski biaya produksi mahal, mereka tidak berani untuk mengurangi ukuran karena takut kehilangan konsumen dengan menggunakan strategi menaikkan harga sedikit demi sedikit sekitar 100 – 200 rupiah/bungkusnya
“Harapan kami tentunya pemerintah bisa menurunkan harga bahan baku terutama kedelai dan minyak goreng sehingga industri kecil seperti milik kami tetap bisa bertahan”. Pungkasnya. (Rita)