Matarajawali.Net – Ditengah tingginya harga kedelai pengrajin tempe Sanan masih tetap bertahan untuk membuat produk tempe bagi kebutuhan masyarakat. Mereka harus memutar otak dan berusaha ekstra agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Seperti yang di rasakan salah satu produsen tempe terbesar yang ada di sanan Kota Malang yakni, Ibu mustakim yang beralamat di jalan Sanan Gang 12 kelurahan Purwantoro kecamatan Blimbing,kota Malang. Usaha produksi tempe ini sudah cukup lama digelutinya karena meneruskan usaha keluarga dari tahun 90an hingga sekarang, Dia mengeluhkan harga kedelai yang mengalami kenaikan cukup signifikan dari harga awal 9.600 sekarang menjadi 11.750 rupiah/kg dan dalam satu ibu dari 6 anak ini membutuhkan 1 ton kedelai untuk memproduksi tempe (11/3/22)
“Ya gimana lagi kita mau naikkan harga tidak bisa apalagi kondisinya pandemi kayak gini dan tempe menjadi alternatif lauk yang sehat serta murah bagi masyarakat kalangan menengah kebawah”.
Untuk tetap bisa memproduksi tanpa harus menaikkan harga,kami siasati dengan mengecilkan ukurannya untuk produksi setiap hari kami membuat sekitar 7500 bungkus tempe yang dikerjakan oleh 9 orang karyawan.
Harapan kami tentunya adalah harga kedelai bisa stabil paling tidak turun karena kalau begini turus akan sulit untuk terus menjalankan usaha ini sementara kebutuhan pasarnya masih sangat banyak juga kasihan masyarakat menengah kebawah karena tempe sekarang ini sudah merupakan kebutuhan pokok masyarakat selain beras” pungkasnya. (Dewa)