Waktu Sekarang

20 Februari 2025 04:57

Kadindik Jatim Tinjau Evaluasi Hasil Belajar Berbasis Komputer dan Smartphone (EHB BKS) di Sejumlah SMA di Surabaya

Kategori :

Share:

Share on facebook
Share on twitter
Share on pinterest
Share on linkedin
Share on whatsapp

Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur ketika meninjau Evaluasi Hasil Belajar Berbasis Komputer dan Smartphone (EHB BKS) di sejumlah SMA di Surabaya

Matarajawali.net – Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi meninjau evaluasi hasil belajar berbasis komputer dan smartphone (EHB BKS) di sejumlah SMA di Surabaya. Evaluasi selama empat hari, 7-10 Maret, bertujuan mengukur capaian kompetensi siswa kelas 12.

“Jadi, dengan pembelajaran hybrid, yakni tatap muka dan pembelajaran jarak jauh, capaian kompetensinya sampai di mana, kita ukur dalam EHB BKS,” ujar Wahid di SMA Negeri 15 Surabaya, Kamis (10/3).

Menurut dia, evaluasi belajar juga untuk mengukur kualitas pendidikan di masing-masing sekolah. Sehingga, bisa diketahui perbedaan kualitas antar sekolah. “Kita ingin agar tidak terjadi disparitas yang tinggi antarsekolah. Termasuk disparitas antarmata pelajaran. Misalnya, matematika di sekolah A nilainya jelek-jelek, ternyata di sekolah lainn nilainya bagus,” terangnya.

Selain itu, Wahid menambahkan, evaluasi itu untuk persiapan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Tahun 2021 lalu, lulusan SMA asal Jatim yang masuk PTN se-Indonesia lewat jalur SNMPTN terbanyak. Jalur SBMPTN pun terbanyak. Pemegang kartu Indonesia pintar (KIP) kuliah juga terbanyak.

“Oleh karena itu, kita berupaya prestasi-prestasi yang telah dicapai ini dapat ditingkatkan terus,” paparnya.

Meski demikian, Wahid menegaskan bahwa evaluasi belajar bukan penentu kelulusan. Adapun penentu kelulusan adalah ujian satuan pendidikan. Masing-masing sekolah diberi kewenangan melakukan ujian sendiri untuk menentukan kelulusan siswa.

“Ini akan dilaksanakan mulai 21 Maret 2022. Pelaksanaan evaluasi tetap menggunakan protokol kesehatan. Per kelas hanya diisi 18 siswa,” katanya.

Kepala SMAN 15 Johanes Mardijono mengatakan, perbedaan evaluasi belajar kali ini dengan tahun sebelumnya hanya pada suasananya. Kalau sebelumnya dilakukan secara daring, sekarang dilakukan langsung di sekolah. “Setiap kelas kita isi 18 siswa. Jadi, protokol kesehatan tetap terjaga,” tandasnya. (red)

No Tag
Matarajawali
Di Post : 21:10
Berita Serupa